PIRU-Peringati 7 Syawal atau hari ketujuh paska Lebaran pada Idul Fitri 1446 H/2025 M, masyarakat Dusun Talaga, Desa Piru Kecamatan menggelar prosesi budaya unik yang biasa disebut dengan Antar Dulang pada Senin (07/04/2025).
Hadir dalam kegiatan ini, Sekretaris Daerah Maluku Sadali Ie, Bupati Seram Bagian Barat (SBB) Asri Arman, Wakil Bupati Selfinus Kainama, Kapolres SBB Andi Zulkifli, Dandim 1513 SBB Rudolf G. Paulus, Sekda SBB Leverne.A.Tuasuun, Anggota DPRD Provinsi Dapil SBB, Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten SBB, Camat, Para Kepala Desa dan Kepala Dusun Se-Kecamatan Seram Barat, Tokoh Agama, Tokoh Adat dan Masyarakat.
Untuk diketahui, Dulang atau Kora-Kora yang dimaksud disini adalah miniatur Masjid yang dibuat semirip mungkin dan pada bagian dalamnya memiliki ruang tempat meletakkan bahan makanan seperti, ketupat, ikan, buah-buahan dan bahan makanan lainnya.
Dulang kemudian dijemput oleh para Tetua adat dan para Undangan di lima belas (15) Rukun Tetangga (RT) yang masing-masing memiliki dulangnya sendiri-sendiri dan kemudian diantar atau diarak menuju Masjid dengan diiringi tarian hadrat.
Tradisi ini dilaksanakan dengan maksud sebagai ungkapan syukur atas Berkah dan Anugrah Allah SWT juga sebagai ajang untuk mempererat tali silahturahmi dan kerukunan antar sesama masyarakat Dusun Talaga dan juga masyarakat sekitar.
Bupati Asri Arman saat menyampaikan sekapur sirih mengungkapkan apresiasinya atas kehadiran Sekda Maluku, “Kehadiran Sekda Maluku saat ini adalah wujud dukungan dan perhatian Pemerintah Provinsi kepada kelestarian dan keberagaman Budaya kami di Negeri Saka Mese Nusa ini.”

“Dan untuk masyarakat Dusun Talaga, tetap jaga, hargai dan lestarikan ritual Antar Dulang ini, agar nilai-nilai positif yang terkandung di dalamnya dapat terus dirasakan dan dialami oleh anak cucu kita dikemudian hari,” pesan Bupati.
Sekda Sadali Ie, saat membaca sambutan Gubernur Maluku juga mengatakan hal serupa, “Ini adalah warisan budaya para leluhur dengan nuansa keagaman yang kental ini, bisa menjadi gambaran bahwa Agama dan adat tetap bisa berjalan beriringan dan dapat saling melengkapi, dimana keduanya memiliki nilai-nilai luhur dan universal, sambal tetap melakukan transformasi yang tepat.”
“Di tengah gencarnya modernisasi dan globalisasi, tradisi ini masih bisa eksis, itu berarti Pemerintah Dusun Talaga Piru dan masyarakat adat memiliki ketahanan dan kekompakan dalam menjaga serta merawat praktik-praktik adat yang merupakan pusaka hidup,” lanjut Beliau.
Menutup Sambutannya Beliau kemudian berpesan untuk masyarakat Dusun Talaga Piru dan Pemkab SBB untuk dapat mengawal dan mentransformasikan nilai-nilai yang terkandung dalam ritual ini, dan berjanji akan memasukannya kedalam Kalender wisata provinsi Maluku, sehingga acara ini semakin dikenal luas di luar SBB. (Diskominfo SBB)


